Kisah lama yang masih segar dalam ingatan...




Kisah ini telah kubaca berulang kali... sejak aku mengenali huruf kalam dan sehingga kini... masih kuhafal lagi cerita ini. Namun, ceritanya akan berubah-ubah setiap kali ingin aku tuturkan semula kepada anak-anak. Isi ceritanya tak berubah namun turutan kalimah tidak serupa dan kini aku garapkan semula untuk bacaan bersama.... 

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk untuk berjumpa dengan tuan rumah?' tanyanya. Tapi anak perempuannya tidak mengizinkannya masuk, 'Maaflah, ayahku sedang sibuk dengan urusannya', sambutnya sambil membalikkan badan dan menutup pintu. 

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya 'Siapakah itu wahai anakku?' 
'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tuturnya lembut. 


Puteri Sulungku EisyaSalwa


Lalu, beliau menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. 

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
Setiap petak pixel diwajah anaknya ingin dituliskan semula dalam memorinya. Wajah lembut dari kecil sehinggalah dewasanya sungguh sukar untuk dilepaskan dari ingatannya. 

'Ketahuilah anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. 
Dialah makhluk Allah yang dikenali sebagai malaikatul maut,'  kata ayahnya, disambut ledakan tangisan anaknya. 

Itulah kisahnya disaat pertemuan ayah dan anaknya akan ditamatkan. Diceritakan berulang kali, zaman berulang zaman. Masa bersilih ganti. 
Kisah ini terjadi kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.


Einnadira Puteri Tengah





Ketika Izrail datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. 

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. 

'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.. 
'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril. 
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi. 
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?' 
'Jangan  khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat 
Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril. 
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. 

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.' 
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 

'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' 
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril. 
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi..... 

'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.' 
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. 
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku' 
'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.' 






Putera Bongsu Noerman Radzikin
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. 
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. 

'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku' 
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. 
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? 
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi 

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Mari jadikan kisah ini antara cerita yang sering didengarkan kepada generasi baru kita hari ini InsyaALlah.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Belah mulut atau bertahnik Nureizatul Tasmira

Kenapa aku perlu ke sekolah?

Jom jengah tingkap Johari...