Crite korban 2009


Hari Tashriq akan berakhir hari ini... masih tergambar sudut pandanganku hari korban Jumaat lalu... dimana kumpulan kami, lembu kesembilan dari 11 ekor yang dikorbankan di Pondok Al Ahmadiyyah Al Ijtimaqiyyah.
Sesaje aku call Basade tanya perihal korban kat pasir Mas kelantan... dia kata baru jerr abih masak daging korban.. masa tu jam 11:30am. dia kata dia sembelih sendiri lembu korban kat kampung dia. Aku rasa cam dah kebelakang sesangat berbanding dia pasal sembelih ayam ponn aku belum pernah laee... tapi memang patut ponn... pasal kerjaya dia dah memang terlibat ngan potong memotong... dresar kata orang... or lain kata, pembantu perubatan... memang tak takut laa.. dari rawat luka, jahit luka sampai lah sunatkan budak dia punya kerja harian... so takat tengok darah lembu ok laaa...
Pasal dari buat program, sampai setup server & SAN storage aku penah buat, so tak ketinggalan sesangat lerr aku nih kaann....

Dah lerr tadak mood nak keje.. pepagi lae pi Convent BM isi borang untuk tukarkan sekolah Eisya balik ke Taman pauh Jaya... kene pi PPD plakk submit borang dan tunggu 15 dec untuk keputusan...
Dalam hati aku terngiang-ngiang kata -kata...
"eisya, abah dah kasik segala yang terbaik untukmu, pandai-pandai lah memanfaatkan segalanya..."
Jom kita baca crite pasal pembantu perubatan nih sat, buat ole-ole hari isnin dari aku!

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30am seorang lelaki berusia 70-an
datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan peralatan
dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru
dapat dirawat setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, lelaki tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melihat ke jam
tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang sibuk aku cuba untuk memeriksa
lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang
balutan baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sukar, sehingga atas persetujuan dokter,
aku putuskan untuk melakukannya sendiri..

Sambil merawat lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak
terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke satu tempat untuk makan
tengahari bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan
bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap
penyakit Alzheimer.

Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab
bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Aku sangat
terkejut dan berkata, ?Dan pakcik masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri pakcik
tidak kenal lagi?? Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tanganku sambil berkata, ?
Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia, kan?

Aku terus menahan air mata sampai pakcik itu pergi, aku kagum. Cinta kasih seperti
itulah yang aku mau dalam hidupku?

Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima
apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang
tidak akan pernah terjadi.

Bagiku pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling
berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya
berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Belah mulut atau bertahnik Nureizatul Tasmira

Kenapa aku perlu ke sekolah?

Jom jengah tingkap Johari...