Cinta: Pudarkah warnanya dalam meniti usia?


Telah lama aku terlalu ingin memperkatakan isu ini.

Seandainya, pada suatu ketika dahulu, kita *(aku sebagai penulis dan dirimu sebagai pembaca dan orang yang lainnya sebagai pencerita pihak ketiga ) pernah bercinta, berkasih dan akhirnya mendirikan rumahtangga bahagia berhiaskan anak-anak yang comel dan lucu.

Namun, setelah usia pernikahan mencecah 8-9 tahun malah ada yang baru mencecah 4-5 tahun, mula kedengaran suara-suara sumbang bila berlakunya pertengkaran. Ungkit-mengungkit ponn berlaku dan keindahan itu biasanya jelas kelihatan di luar jendela dan nyatanya bukan di dalam rumah. Anak-anak bagaikan suatu beban dan bila berada dikhalayak, berpegangan tangan ibaratnya suatu paksaan. Tiada kecantikan yang muncul di dalam rumah, yang ada hanyalah pertengkaran, perkelahian dan adegan-adegan melampau serta diselitkan dengan gurauan kasar.

Suatu ketika tuh, aku di meja makan bersama kengkawan menikmati juadah pagi di kantin. Deringan telefon menghentikan bicara rancak kami. Sahabat ini menjawab sambil ketawa dengan lenggok gemalai bahasa badan yang mesra. Usik-usikkan dengan bahasa "double-meaning" dilontarkan tanpa gentar didengari ramai. Terdengar juga aku suara-suara sumbang menokok tambah agar sausana menjadi hangat dari rakan semeja. Perbualan itu berakhir dengan derai katawa dan pertukaran cerita semakin rancak. Rupanya panggilan dari operator di dalam production line. Awek production lerr dalam bahasa pekerja kilang....
Deringan telefon yang sama sekali lagi mengganggu. Namun kali ini nada nya berlainan. Garang, serius, straigh to the point, marah dan pelbagai aksi negatif beliau jelas terserlah.

Sapa tu? Tanya aku dengan nada pelik

BINI AKU LAAAH... HAPE LA..YANG TUH PONN TAK RETI NDAK BUAT

terkedu gaak aku dengar reply dia... sedangkan bini masih berada dihujung talian mendengarkan dailog tadi....

hmmm... ini situasi sebenar.... bagi yang lelaki, pernah bersuakah dengan keadaan ini? hmmm... dari saat itu lagi aku dah berfikir... kenapa aaa????

Bende nih jadi kat famili sahabat baik aku.... jadi kat teman baik aku, jadi kat kenalan rapat aku... dan jadi kat insan yang sangat hampir ngan aku....
Maksud aku... cakap ngan nada lembut dengan awek lain namun dialog yag kurang mesra bila bercakap ngan pasangan hidup sendiri.... Tak mustahil satu hari nanti ini akan melarat dan terjadi plakk kepada diri aku.



Semakin aku terfikir.... kenapa dan camana ndak handle situasi sebegini.

Pikiarq tak habih... sampailah kejadian semalam betul-betul ketuk hidung aku yang berlobang dua ini...

Semalam, balik dari keje... aku sebal gaak ngan last-minute report yang perlu disediakan. Digemparkan lagi ngan cerita ADUN PERAK yang menempa sejarah politik tanahair. Bila Erman nangis, dan aku kalut ndak layan Bulletin Utama, tetiba aku naik angin. Terus marah dan marah dan marah... tapi kembali sejuk bila aku berdiri sambil dukung Erman. Rupanya perut dia kembung... lepas makan ubat angin, dia kentut... tidur seround dan kentut lagi... baru ok. Sampai ke saat ini aku pelik, apsal aku leh naik angin sampai cam tu.... eiikk.. tak professionalnya aku...

dan sapa jadik mangsa.... sape laagi kalau bukan rajaku itu.... hmmmm... hampeh toll aku nih!


Ntah camana aku terbaca citer based on real story yang agak menyentuh... jom kita layan dan fikirkan camana ndak handle suasana sebegini bila satu hari nanti, dia datang bertandang ke perkarangan kehidupan kita..
dengan suatu persoalan...MAMPUKAH KITA MENJADI LELAKI SPT ITU ?
Walaupun aku tak dapat menyatakan sumber sahih citer nih... namun ada kebenaran dalam ungkapannya... mari kita fikirkan!

Selamat beramal...





Based on True Story..
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senjab ahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat isterinya yang sakit isterinya juga sudah tua. mereka menikah sudah lebih 32 tahun
Mereka dikurnia 4 orang anak ....disinilah awal cubaan menerpa, setelah isterinya melahirkan anak ke empat ..... tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan & itu terjadi selama 2 tahun.
Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat isterinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan isterinya didepan TV supaya isterinya tidak merasa kesepian.
Walau isterinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat isterinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya , sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi isterinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan isterinya, mengganti pakaian , dan selepas maghrib dia temani isterinya nonton tv sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun isterinya hanya bisa memandang ( tidak bisa menanggapi ) , pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda isterinya setiap berangkat tidur.
Rutin ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, Dengan sabar dia merawat isterinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka,sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bongsu yg masih belajar. Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. ( karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 ) .
Dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu : semua anaknya berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata :
" Pak kami ingin sekali merawat ibu .......
Semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu & tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak izinkan kami menjaga ibu" .
dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya .....
" Sudah yg keempat kalinya kami mengizinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengizinkannya,
bila bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini ... kami sudah tidak tega melihat bapak . . . kami janji kami akan merawat ibu bergantian".
Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.
" Anak2ku..... jikalau hidup didunia ini hanya untuk nafsu.... Mungkin bapak akan menikah....
tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku.... itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian"......
sejenak kerongkongannya tersekat . . . . . . . kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.
Cuba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini ?
Kalian menginginkan bapak bahagia .... Apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang ?
Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang lain ....... bagaimana dengan ibumu yg masih sakit ?
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak Suyatno . . . . merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno . . . .
Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu . . .
Sampailah akhirnya pak Suyatno diundang oleh salah satu stesen TV swasta untuk menjadi nara sumber acara islami Selepas subuh dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno . . ..
Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat Isteri yg sudah tidak bisa apa2.. ?
Disaat itulah meledak tangis beliau . . . Dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru . .
Disitulah pak suyatno bercerita . . . .
Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai karena Allah maka semuanya akan luntur . . . .
Saya memilih isteri saya menjadi pendamping hidup saya .... Sewaktu dia sihat diapun dengan sabar merawat saya . . . Mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata . . . dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2 . .
Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah . . . Dan itu merupakan ujian bagi saya .
Sihat pun belum tentu saya mencari penggantinya . . . apalagi dia sakit . . . Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya curhat kepada Allah diatas sajadah . . .
Dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk mendengar rahsia saya . . . .


Gambar hiasan: Kenangan bersama bekas menteri besar negeri sembilan yang kini menetap di Dungun di rumah En Shamree kat Shah Alam. Dia agak berpeluh skeet masa tu setelah kadar metabolisma meningkat hasil proses pencernaan mee kari yang di sediakan oleh Pn Zahrah yang dah berjaya ditelan sebanyak 3 pinggan sebagai balasan kerana beli rumah yang sungguh menyesatkan kami ndak sampai.

*Sorry Hatta, aku dok rasa aku masih lagi hensem dalam 13.49% lebih dari hang! Kenyataan yang harus diterima pakai dalam apa jua keadaan.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Belah mulut atau bertahnik Nureizatul Tasmira

Kenapa aku perlu ke sekolah?

Jom jengah tingkap Johari...